PADANG – Sektor pariwisata Sumatera Barat terus berbenah. Hal ini ditandai dengan lahirnya desa wisata (Dewi) bak cendawan tumbuh.
Sebagaimana disampaikan Menteri Pariwisata Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno saat pelantikan Badan Promosi Pariwisata Daerah beberapa lalu, Sumbar tertinggi melahirkan desa wisata di Indonesia.
Tidak sekedar lahir, sektor yang berdampak multi efek terhadap perekonomian masyarakat ini juga sukses mengembangkan potensi yang dimiliki.
Berbagai apresiasi pun didapat dari pemerintah pusat. Sebagai desa wisata berprestasi.
Di tahun 2022 ini, 3 desa wisata Sumbar kembali masuk 50 Besar terbaik secara nasional. Ketiga Dewi itu adalah, Dewi Ulakan Kab Pariaman, Dewi Pariangan Kab Tanah Datar dan Dewi Silokek Kab Sijunjung.
Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Sumbar, Luhur Budianda mengatakan bermunculan dan berkiprahnya desa wisata di Sumbar tak terlepas dari kehadiran Tim Pendampingan dan Pengembangan Desa Wisata (TP2Dewi) Sumbar yang diketuai M. Zuhrizul.
“TP2Dewi yang dibentuk melalui SK Gub. Nomor : 556-127-2022 telah berkontribusi banyak terhadap Dewi yang ada di Sumbar, baik secara moril maupun materil. Ini terbukti dengan langsung terjunnya Tim TP2Dewi dalam kesiapan pengembangan Dewi yang ada baik itu rintisan, berkembang, maju dan mandiri,” ujar Luhur Budianda, Rabu 6 Juli 2022.
Dia menjelaskan berbagai terobosan dan kebijakan yang terkait dengan desa wisata selalu dikomunikasikan oleh Tim TP2Dewi dengan pengelola Dewi/Pokdarwis yang ada di Dewi.
“Tim TP2Dewi tidak hanya menggali potensi, tapi juga bergerak mencarikan CSR BUMN untuk Dewi yang ada di Sumbar,” ujarnya.
Dia jelaskan melalui Tim TP2Dewi bidang Agro juga telah melakukan survey identifikasi dengan Dispar Sumbar dalam mengembangkan 50 Dewi Agro yang telah di SK kan Gubernur Sumbar nomor 556-4-2022.
Sebelumnya Ketua TP2Dewi Sumbar, M. Zuhrizul mengungkapkan 3 Dewi Sumbar berhasil lolos 50 Besar terbaik Nasional. Anugerah ini adalah bonus atau apresiasi bagi desa wisata yang di anggap sudah siap dengan 7 kategori penilaian desa wisata yang layak.
Zuhrizul yang juga Anggota Tim Percepatan Sumbar Madani (TPSM) ini mengatakan 7 kategori itu adalah bidang daya tarik wisata alam dan buatan, kesiapan Homestay, kelembagaan badan pengelola, penerapan protokol kesehatan, ekonomi kreatif (ekraf) sebagai souvenir. Juga, kuliner, toilet yang bersih, IT desa digital dan konten-konten kreatif serta seni tradisi. (Salih)