Jam Gadang ini menjadi ikon Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, Indonesia. Menara Jam Gadang ini menjulang setinggi 27 meter
Jam Gadang Bukittinggi ini seluruh angka jam dibuat menggunakan sistem penomoran Romawi, akan tetapi untuk angka empat ditulis unik tidak seperti biasanya, yaitu dengan empat huruf ‘I’ (IIII) dan bukan dengan tulisan ‘IV’. nah Hal inilah yang menjadi daya tarik dan penasaran bagi para wisatawan yang berkunjung ke kota ini.
Jam Gadang ini didirikan oleh Pemerintah Hindia-Belanda atas perintah dari Ratu Wilhelmina dari Belanda. Jam Gadang ini merupakan hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (Fort de Kock) yang menjabat saat itu yakni HR Rookmaaker. Monumen Jam Gadang berdiri di tengah Taman Sabai Nan Aluih, yang dianggap sebagai patokan titik sentral atau (titik nol) Kota Bukittinggi.
Untuk konstruksi bangunan menara Jam Gadang ini dibangun oleh arsitek asli Minangkabau, yaitu Jazid Rajo Mangkuto Sutan Gigi Ameh. Pembangunannya secara resmi bisa selesai pada tahun 1926 dan diresmikan pada 25 Juli 1927, Konstruksinya tidak menggunakan rangka logam dan semen, tetapi menggunakan campuran batu kapur, putih telur, dan pasir dengan menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden.
Komentar