TOP KATA Padang Panjang – Rencana pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1443 H di GOR Chatib Soelaiman, Bancah Laweh, Kota Padang Panjang, Senin pagi (2/5), batal digelar. Sebab, hujan turun sebelum Shalat Ied akan dimulai. Jemaah yang sudah ramai tiba jadi berlarian ke masjid terdekat.
Sementara Walikota Padang Panjang, Fadly Amran serta banyak pejabat dan sebagian jemaah lain yang punya mobil segera bergerak ke Masjid Islamic Centre di Koto Katik, sekitar 1,5 KM ke arah timur dari Bancah Laweh. Termasuk Buya Alizar Chan dan Ustad Dariman yang akan jadi khatib dan imam Shalat Ied.
Pindah tempat pelaksanaan Shalat Ied dari Bancah Laweh ke Islamic Centre itu, kata Kabag Kesra Balai Kota setempat, Anggraini, sesuai antisipasi oleh Pemko bersama Panitia PHBI kota ini, sebelumnya. Sebab, Padang Panjang secara alamiah kota hujan. Data BPS, sekitar 65 % hari dalam setahun di kota ini hujan.
Karena faktor cuaca itulah, banyak masjid di Padang Panjang sebelumnya memberitahu akan menggelar Shalat Ied pada Senin pagi di tempat mereka. Langkah itu juga sejalan mengurangi tumpukan (massa) jemaah Shalat Ied di GOR Chatib Soelaiman di tengah pandemi Covid-19 yang dikhawatirkan masih tersisa.
Hujan turun, Shalat Ied batal digelar. Jemaah pun bergegas keluar dari Bancah Laweh menuju masjid terdekat, sebagian ke Islamic Centre.
Sebab, biasanya tiap Shalat Ied digelar oleh Pemko Padang Panjang di GOR Chatib Soelaiman, Bancah Laweh atau di Lapangan Anas Karim pusat kota itu, jemaahnya tidak saja ramai dari dalam kota ini. Juga ramai datang dari nagari-nagari di kecamatan tetangganya (Batipuh dan X Koto), Kabupaten Tanah Datar.
Fenomena itu terkait hubungan emosional rakyat Padang Panjang, Batipuh dan X Koto (Pabasko) sejak dulu. Ikatan itu terjalin antara lain oleh sejarah perjuangan, sosial ekonomi, pendidikan dan budaya. Tidak heran, di lapangan ada LVRI Pabasko, F-KAN Pabasko, ikatan perantau Pabasko dan ivent tahunan pacu kuda Pabasko.
Kembali ke peristiwa gagalnya pelaksanaan Shalat Ied di GOR Chatib Soelaiman akibat hujan, Senin pagi (2/5), terus sebagian jemaah pergi ke Islamic Centre (IC), tidak pelak menimbulkan ledakan jumlah jamaah Shalat Ied di masjid Islamic Centre. Sebab, jemaah di masjid IC juga sudah ramai sebelumnya.
Tidak heran juga, jika jemaah penuh sampai ke teras di sisi kiri-kanan dan belakang masjid IC. Berikut, Lantai-2 sayap kiri-kanan dan belakang masjid tersebut. Kecuali itu, penyampaian laporan dan sambutan sebelum Shalat Ied juga berubah. Perubahannya, seperti adanya laporan dari PHBI kota dan pidato dari Walikota Fadly.
Jamaah Shalat Ied di Islamic Centre Penuh Sampai ke Lantai 2
Kecuali itu, chatib dan imam pada Shalat Ied 1443 H di Masjid Islamic Centre juga terjadi perubahan. Khatibnya dipercayakan kepada Buya Alizar Chan, Kepala Kemenag Kota Padang Panjang, sedang imamnya diserahkan kepada Dariman (mantan qori, yang belakangan jadi Kepsek MAN-3 Padang Panjang).
Usai Shalat Ied, umumnya jamaah “terjebak” berfoto dan selfie foto di sekitar area Masjid Islamic Centre. Sebab, masjid sebagai bangunan utama dari Islamic Centre — yang berdiri megah sejak 1917 M di lereng bukit, tepi jalan lingkar selatan kota itu – memang menarik jadi tempat/obyek baground foto.
Terlebih lagi, dari lokasi masjid tersaji keindahan pemandangan alam Kota Padang Panjang yang berkolaborasi dengan kawasan agraris dan view Gunung Merapi di arah utara, Gunung Singgalang dan Gunung Tandikek di arah barat, serta perbukitan hijau Bukit Tui di selatan kota.(jym/yet).